Sabtu, 16 September 2017

3 Musim Di Indonesia



Indonesia dikenal dengan 2 musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim hujan kini tinggal kenangan dan yang tetap stay dihati masyarakat sekarang ini adalah musim kemarau. Musim kemarau adalah musim kering tapi mata tetap kebanjiran. Musim dimana rencana dengan keluarga direalisasikan tapi hati tetap saja kesepian. Musim yang tidak romantis tapi selalu melihat hal yang romantis. Musim gugurnya daun daun tapi tumbuhnya banyak tunas tunas baru. Musim penghancur kesabaran tapi pembangun kesedihan. Musim strongnya para orang cerewet tapi bibir beku tak mampu berkata. Musim enaknya bergosip tapi pahitnya rasa iri hati. Musim penuh senyuman tapi mengandung kekecewaan. Musim panasnya memancing tapi ademnya mappaccing. Musim dimana kepo dengan tempo tempo tak terpisahkan. Musim dimana invitation lebih banyak daripada notification. Musim dimana kegerahan hati merajalela tapi nyatanya sprite itu nyegerin. Musim kemarau adalah musim paling aneh di Indonesia.

Entah itu terjadi di seluruh nusantara atau hanya terjadi di beberapa daerah saja, tapi kali ini saya akan menyinggung provinsi sulawesi selatan. Di sulawesi selatan inilah terdapat 3 musim. Mungkin kedengarannya aneh tapi ini nyata dan sesuai realita. Musim di sulsel sekarang yaitu musim kemarau banget, musim viralnya menikah, dan musim kebaperan yang tidak terbendung. Dengan bahasa yang gampang dimengerti, di sulsel sekarang sedang musim kemarau yaitu musimnya alam, dan musim nikah dan baper yaitu musimnya para anak muda.

Saya tidak usah menjelaskan tentang musim kemarau karena itu sudah biasa. Tidak bisa dipungkiri, sejak lebaran idul adha terlewati, telinga saya kebingungan memilih electon mana yang harus saya dengar. Semua itu diakibatkan banyaknya orang yang menuju jenjang keseriusan. Ini merupakan langkah yang lebih bagus daripada pacaran. Daripada mengabdi padanya, mending mengabdi bersama. Daripada terus menceritakan kisah hidupmu padanya, mending membuat kisah bersamanya. Daripada terus berjanji padanya, mending berjanji bersama. Daripada mentraktir dia dibawah atap orang, mending makan seadanya dibawah atap sendiri bersamanya. Tapi tidak bisa dipungkiri juga, dimana ada teman, sahabat, mantan atau siapapun itu yang menikah, ada saja orang yang baper melihatnya. Baik orang jomblo, orang punya pacar, orang punya mantan pun semuanya ikut baper. Orang baper ini bukannya tidak bahagia melihat teman, sahabatnya menikah, hanya saja dia juga mau cepat-cepat nyusul. Pasangannya pun jadi sasaran. Hanya bisa berkata “samawa”.

Benar kata anak muda, yang memacari akan kalah sama yang berani meminang. Yang ngajak ketempat indah apapun akan kalah dengan yang ngajak ke pelaminan. Untuk itulah saya pensiun pacaran. Kalau pacar kita direbut orang, kan ga enak tuh. Sakitnya bukan disini lagi, tapi diseluruh badan. Sifat baper ini bukan sifat yang jelek untuk dimiliki seseorang, tapi sifat baper ini akan membuat sipelaku akan lupa untuk bahagia.

Daripada memikirkan orang lain, mending memikirkan diri sendiri. Manusia itu diciptakan berbeda, kebahagiaannya pun berbeda-beda. Kita hanya bisa menunggu, karena semua akan indah pada waktunya. Tapi menunggu jangan asal menunggu, usaha juga dong. Cuma manusia sendirilah yang bisa mengubah hidupnya. Tapi jangan lupa untuk selalu mengambil keputusan yang baik. Karena kebahagiaan datang dari yang baik-baik. Yang paling penting adalah kita berusaha menjadi lebih baik untuk calon pasangan kita nanti. Sekian dan terima kasih.

Tidak ada komentar:

Terpopuler