Indonesia dikenal dengan 2 musim, yaitu musim kemarau dan musim
hujan. Musim hujan kini tinggal kenangan dan yang tetap stay dihati masyarakat
sekarang ini adalah musim kemarau. Musim kemarau adalah musim kering tapi mata
tetap kebanjiran. Musim dimana rencana dengan keluarga direalisasikan tapi hati
tetap saja kesepian. Musim yang tidak romantis tapi selalu melihat hal yang
romantis. Musim gugurnya daun daun tapi tumbuhnya banyak tunas tunas baru. Musim
penghancur kesabaran tapi pembangun kesedihan. Musim strongnya para orang
cerewet tapi bibir beku tak mampu berkata. Musim enaknya bergosip tapi pahitnya
rasa iri hati. Musim penuh senyuman tapi mengandung kekecewaan. Musim panasnya
memancing tapi ademnya mappaccing. Musim dimana kepo dengan tempo tempo tak
terpisahkan. Musim dimana invitation lebih banyak daripada notification. Musim dimana kegerahan hati merajalela tapi nyatanya sprite itu
nyegerin. Musim kemarau adalah musim paling aneh di Indonesia.
Entah itu terjadi di seluruh nusantara atau hanya terjadi di
beberapa daerah saja, tapi kali ini saya akan menyinggung provinsi sulawesi
selatan. Di sulawesi selatan inilah terdapat 3 musim. Mungkin kedengarannya
aneh tapi ini nyata dan sesuai realita. Musim di sulsel sekarang yaitu musim
kemarau banget, musim viralnya menikah, dan musim kebaperan yang tidak
terbendung. Dengan bahasa yang gampang dimengerti, di sulsel sekarang sedang
musim kemarau yaitu musimnya alam, dan musim nikah dan baper yaitu musimnya para
anak muda.
Saya tidak usah menjelaskan tentang musim kemarau karena itu sudah
biasa. Tidak bisa dipungkiri, sejak lebaran idul adha terlewati, telinga saya
kebingungan memilih electon mana yang harus saya dengar. Semua itu diakibatkan
banyaknya orang yang menuju jenjang keseriusan. Ini merupakan langkah yang
lebih bagus daripada pacaran. Daripada mengabdi padanya, mending mengabdi
bersama. Daripada terus menceritakan kisah hidupmu padanya, mending membuat
kisah bersamanya. Daripada terus berjanji padanya, mending berjanji bersama. Daripada
mentraktir dia dibawah atap orang, mending makan seadanya dibawah atap sendiri
bersamanya. Tapi tidak bisa dipungkiri juga, dimana ada teman, sahabat, mantan
atau siapapun itu yang menikah, ada saja orang yang baper melihatnya. Baik orang
jomblo, orang punya pacar, orang punya mantan pun semuanya ikut baper. Orang baper
ini bukannya tidak bahagia melihat teman, sahabatnya menikah, hanya saja dia
juga mau cepat-cepat nyusul. Pasangannya pun jadi sasaran. Hanya bisa berkata “samawa”.
Benar kata anak muda, yang memacari akan kalah sama yang berani
meminang. Yang ngajak ketempat indah apapun akan kalah dengan yang ngajak ke
pelaminan. Untuk itulah saya pensiun pacaran. Kalau pacar kita direbut orang,
kan ga enak tuh. Sakitnya bukan disini lagi, tapi diseluruh badan. Sifat baper
ini bukan sifat yang jelek untuk dimiliki seseorang, tapi sifat baper ini akan
membuat sipelaku akan lupa untuk bahagia.
Daripada memikirkan orang lain, mending memikirkan diri sendiri. Manusia
itu diciptakan berbeda, kebahagiaannya pun berbeda-beda. Kita hanya bisa
menunggu, karena semua akan indah pada waktunya. Tapi menunggu jangan asal
menunggu, usaha juga dong. Cuma manusia sendirilah yang bisa mengubah hidupnya.
Tapi jangan lupa untuk selalu mengambil keputusan yang baik. Karena kebahagiaan
datang dari yang baik-baik. Yang paling penting adalah kita berusaha menjadi
lebih baik untuk calon pasangan kita nanti. Sekian dan terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar