BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia. Setiap manusia
dalam berbagai kegiatan apapun manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok.
Demikian pula kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Dalam
organisasi akan banyak ditemui kelompok-kelompok seperti ini. Hampir pada
umumnya manusia yang menjadi anggota dari suatu organisasi besar atau kecil
adalah sangat kuat kercenderungannya untuk mencari keakraban dalam
kelompok – kelompok tertentu. Di mulai dari adanya kesamaan tugas pekerjaan
yang dilakukan, kedekatan tempat kerja, seringnya berjumpa dan berapakali
adanya kesamaan kesenangan bersama, maka timbullah kedekatan satu sama lain,
dan mulailah mereka berkelompok dalam organisasi tertentu.
Tantangan yang paling berat dihadapi oleh organisasi dengan
meningkatnya perubahan adalah perbedaan individu yang ada di dalam organisasi,
yang selanjutnya akan membentuk prilaku kelompok. Salah satu topik menarik
dalam bidang perilaku organisasi untuk ditelaah atau diteliti adalah mengenai
perilaku kelompok. Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia, setiap
hari manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok. Demikian pula kelompok
merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Hal ini akan saling bersinergi
manakala aktifitas akan bersentuhan satu sama lain dalam membentuk satu capaian
yang di inginkan bersama.
Kelompok dapat mengubah motivasi individu atau kebutuhan, dan bisa
mempengaruhi prilaku individu dalam satu kondisi organisasi. Perilaku
organisasi adalah lebih dari sekedar kumpulan logika dari perilaku individu.
Juga prilaku kelompok yang juga berinteraksi dan aktivitas dalam kelompok.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
yang dimaksud denga perilaku kelompok dalam organisasi?
2.
Bagaimana
teori dari pembentukan kelompok?
3.
Apa
sajakah ciri-ciri dari kelompok?
4.
Kenapa
kita harus berkelompok?
5.
bagaimanakah
bentuk-bentuk dari kelompok?
6.
Seperti
apa dinamika dari kelompok?
7.
Apa sajakah
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kelompok?
8.
Apa
manfaat kelompok bagi organisasi?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui
pengertian dari perilaku kelompok dalam organisasi.
2.
Mengetahui
teori dari pembentukan kelompok.
3.
Mengetahui
ciri-ciri dari kelompok.
4.
Mengetahui
alasan kenapa kita harus berkelompok.
5.
Mengetahui
jenis-jenis/bentuk-bentuk dari kelompok.
6.
Mengetahui
faktor yang memperngaruhi prestasi kelompok.
7.
Mengetahui
manfaat kelompok bagi organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Perilaku Kelompok dalam Organisasi
1.
Pengertian
Perilaku
Secara etimologi,
perilaku dalam bahasa inggris berarti “behavior”. Sedangkan secara
terminologi, Perilaku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
artinya “tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau
lingkungan”.Menurut Toha, perilaku merupakan suatu fungsi dari
interaksi antara individu dengan lingkungannya.Suatu perilaku dapat diobservasi
ketika perilaku itu dapat dilihat dan terukur serta dapat dihitung dalam kaitan
dengan frekuensi dan jangka waktu. Jadi, perilaku adalah aktifitas individu
atau manusia sebagai reaksi terhadap lingkungan yang dapay diamati.
2.
Pengertian
Kelompok
Secara etimologi, kelompok dalam bahasa inggris diartikan dengan “group”.
Sedangkan secara terminologi, banyak pendapat yang mendefinisikan mengenai
kelompok. Menurut Robbins dan Coulter, kelompok adalah, “dua atau lebih
individu yang berinteraksi dan saling bergantung yang bekerja sama untuk meraih
tujuan tertentu”.
Menurut Karen, kelompok dapat
didefinisikan sebagai, “A group is at least two individuals gathered
together because of some common bond, to meet members’ social and emotional
needs, or to fulfill some mutual purpose”. Kelompok adalah
sekurang-kurangnya dua orang yang berkumpul bersama karena suatu keadaan, untuk
bertemu anggota sosialnya dan kebutuhan emosi, atau untuk saling memenuhi
tujuan.
Menurut Gito Sudarmo (2000:57), kelompok sebagai dua
orang atau lebih berkumpul dan berinteraksi serta saling tergantung untuk
mencapai tujuan tertentu.
Menurut Indrawijaya (1989:91), menyatakan bahwa dalam
suatu kelompok terdapat pengaruh dari pelaku organisasi (kelompok) terhadap
perilaku perorangan.
Sedangkan menurut David dan Frank, terdapat 7 definisi tentang
kelompok antara lain sebagai berikut:
a. Sejumlah orang yang berkumpul bersama untuk mencapai tujuan
b. Kumpulan orang-orang yang saling bergantung dalam beberapa hal.
c. Sejumlah individu yang saling berinteraksi.
d. Suatu kesatuan sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih yang
menganggap diri mereka berada dalam satu kelompok.
e. Kumpulan individu yang interaksinya tersusun oleh peran dan norma.
f. Sekumpulan orang yang saling memengaruhi satu sama lain.
g. Sekumpulan individu yang mencoba untuk memuaskan beberapa kebutuhan pribadi
melalui kebersamaan mereka.
Dari definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa kelompok adalah
dua orang atau lebih yang berkumpul dan beriteraksi untuk mencapai tujuan
tertentu.
3.
Pengertian
Organisasi
Secara etimologi, organisasi dalam bahasa inggris diartikan dengan “organization”.
Sedangkan secara terminologi, banyak pendapat yang mendefinisikan mengenai
organisasi.
Menurut James D. Mooney yang dikutip oleh Wursanto, organisasi diartikan sebagai “Organization is the from of every human
association for the attainment of common purpose”. Organisasi merupakan
bentuk dari setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Menurut Alo Liliweri, organisasi adalah “bentuk kerja sama yang
sistemik antara sejumlah orang untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan
bersama”.
Menurut Greenberg dan Baron yang dikutip oleh Wibowo, organisasi adalah, “sistem sosial yang terstruktur terdiri dari kelompok
dan individu bekerja bersama untuk mencapai beberapa sasaran yang disepakati”.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah
suatu bentuk kerjasama antara individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan
bersama yang telah disepakati.
4.
Pengertian
Perilaku kelompok dalam Organisasi
Dari pengertian perilaku dan pengertian kelompok diatas dapat disimpulkan
bahwa perilaku kelompok adalah aktifitas yang dapat diamati dari dua atau
lebih manusia atau individu yang berinteraksi dan berkumpul untuk
mencapai tujuan tertentu.
Manusia sebagai individu mempunyai watak, temperamen, sifat dan kepribadian
yang berbeda-beda. Apabila individu tersebut masuk menjadi anggota suatu
kelompok, maka sifat, watak, temperamen dan kepribadiannya akan ikut dibawa
masuk ke dalam kelompok. Dalam hal demikian maka akan terbentuk perilaku yang
pada mulanya berorientasi kepada perilaku individu harus diarahkan dan
dikendalikan ke arah perilaku yang berorientasi kelompok. Hal ini berarti
perilaku individu harus diarahkan menuju kepentingan organisasi guna mencapai
tujuan organisasi sehingga dalam perkembangan selanjutnya perilaku kelompok
berkembang menjadi perilaku organisasi.
Perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang menginvestigasi dampak
perilaku dari individu, kelompok, dan struktur dalam organisasi, dengan maksud
menerapkan pengetahuan untuk memperbaiki efektivitas organisasi.
Jadi, perilaku kelompok dalam organisasi adalah aktifitas yang dilakukan
dua atau lebih individu yang berkumpul dan berinteraksi sebagai anggota
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tertentu yang telah disepakati.
B.
Teori Pembentukan Kelompok
Banyak teori yang mengembangkan suatu anggapan mengenai awal mula
terbentuknya suatu kelompok. Teori yang sangat dasar terbentuknya kelompok
adalah mencoba menjelaskan adanya afiliasi diantara orang-orang tertentu teori
ini disebut Propinquiti atau teori pendekatan, teori pendekatan ini ialah bahwa
seseorang berhubungan dengan orang lain disebabkan karena adanya kedekatan uang
dan daerahnya (spatial and geographical proximity).
Teori ini mencoba meramalkan bahwa seorang mahasiswa yang duduk berdekatan
dengan seorang mahasiswa lain di kelas akan mudah membentuk suatu kelompok di
bandingkan dengan mahasiswa yang duduknya berjauhan.
Sebenarnya ada beberapa hasil riset yang mendukung teori propinquiti.
Tetapi usaha tersebut hanya menjelaskan pada permukaan saja dari pembentukan
kelompok. Hasil-hasil riset itu kurang mencoba menganalisa tentang kekomplekan
dari pembentukan kelompok, sehingga memerlukan eksplorasi lebih lanjut.
Teori pembentukan kelompok yang lebih komprehensip adalah suatu teori yang
berasal dari George Homans. Teorinya berdasarkan pada
aktivitas-aktivitas, interaksi-interaksi, dan sentimen-sentimen (perasaan atau
emosi). Tiga elemen ini salah satu berhubungan secara langsung , dan dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1) Semakin banyak aktivitas-aktivitas seseorang dilakukan dengan orang lain
(shared), semakin beraneka interaksi-interaksinya, dan juga semakin kuat
tumbuhnya sentimen-sentimen mereka.
2) Semakin banyak interaksi-interaksi diantara orang-orang, maka semakin
banyak kemungkinan aktivitas-aktivitas dan sentimen yang ditularkan (shared)
pada orang lain.
3) Semakin banyak aktivitas dan sentimen yang ditularkan pada orang lain, dan
semakin banyak sentimen seseorang dipahami oleh orang lain, maka semakin banyak
ditularkannya aktifitas dan interaksi-interaksi.
Banyak teori lain yang berusaha untuk menjelaskan tentang pembentukan
kelompok. Pada umumnya teori-teori tersebut saling melengkapi, karena teori
yang satu menerangkan dari sisi yang berbeda dari teori yang lain sehingga
perbedaan sisi tadi membuat teori-teori pembentukan kelompok tersebut saling
melengkapi.
Salah satu teori yang agak menyeluruh (comprehensive) penjelasannya tentang
pembentukan kelompok ialah teori keseimbangan (a balance theory of
group formation) , yang dikembangkan oleh Theodore Newcomb.
Teori ini menyatakan bahwa seseorang tertarik pada yang lain adalah didasarkan
atas kesamaan sikap didalam menanggapi suatu tujuan yang relevan satu sama
lain.
Individu
A Individu
B
X
Nilai-nilai dan sikap yang sama :
ü Agama
ü Politik
ü Gaya Hidup
ü Perkawinan
ü Pekerjaan
ü Otoritas
Individu A akan berinteraksi dan membentuk suatu hubungan (kelompok) dengan
individu B lantaran adanya sikap dan nilai yang sama dalam rangka mencapai
tujuan X. Sekali hubungan tersebut terbentuk, partisipan berusaha mencapai dan
menjaga hubungan keseimbangan yang simetris diantara sikap-sikap yang menarik
dan bersama. Jika ketidakseimbangan terjadi ada suatu usaha untuk memperbaiki
keseimbangan tersebut. Jika keseimbangan tidak bisa diperbaiki, maka hubungan
bisa pecah.
Teori pertukaran kelompok berdasarkan atas interaksi dan susunan
hadiah-biaya-hasil. Suatu tingkat positif yang minim (yakni hadiah lebih besar
daripada biaya) dari suatu hasil yang harus ada, jikalau diinginkan terdapatnya
daya tarik dan afiliasi.
Teori lain dari pembentukan kelompok adalah didasarkan atas alasan-alasan
praktis. Yang teramat penting dalam memahami pembentukkan kelompok berdasarkan
alasan-alasan praktis ini antaranya kelompok-kelompok itu cenderung memberikan kepuasan
terhadap kebutuhan-kebutuhan sosial yang mendasar dari orang-orang yang
mengelompok tersebut. Para pekerja dalam hal tertentu pada umumnya mempunyai
suatu keinginan yang kuat untuk berafiliasi dengan pihak lain
Dari pemahaman beberapa teori pembentukan kelompok seperti yang diuraikan
diatas, dapat kemudian diidentifikasikan karakteristik suatu kelompok itu. Menurut
Reitz, karakteristik yang menonjol dari suatu kelompok itu, antara lain:
1) Adanya dua orang atau lebih
2) Yang berinteraksi satu sama lainnya
3) Yang saling membagi beberapa tujuan yang sama
4) Dan melihat dirinya sebagai suatu kelompok
C.
Ciri – Ciri Berkelompok
Penelitian
mendalam mengenai sifat-sifat dan hasil-hasil interaksi dalam kehidupan
(empat) ciri kelompok yaitu :
- Terdapat dorongan (motif) yang sama pada
individu-individu yang menyebabkan terjadinya interaksi di antaranya ke
arah tujuan yang sama.
- Terdapat akibat-akibat interaksi yang
berlainan terhadap individu-individu yang satu dari yang lain
berdasarkan reaksi-reaksi dan kecakapan-kecakapan-kecakapan yang
berbeda-beda antara individu yang terlibat di dalamnya. Oleh karea itu,
lambat laun mulai terbentuk pembagian tugas serta struktur tugas-tugas
tertentu dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan yang sama itu. Di sisi
lain, terbentuk pula norma-norma yang kkhas Dalam interaksi kelompok
kearah tujuannya sehinggga mulai terbentuk kelompok sosial dengan
cirri-ciri yang khas.
- Pembentukan dan penegasan strukutr
(organisasi) kelompok yang jelas dan terdiri atas peranan-peranan
dan kedudukan hierarkis yang lambat laun berkembang dengan sendirinya
dalam usaha pencapaian tujuan. Terjadi pembatasan yang jelas antara
usaha-usaha dan orang yang termasuk ingroup serta
usaha-usaha dan orang outgroup.
- Terjadinya penegasan dan peneguhan
norma-norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang
mengatur interaksi dan kegiatan anggota kelompok dalam merealisasikan
tujuan kelompok. Norma-norma dan pedoman tingkah laku ini sebagaiman juga
struktur pembagian tugas anggotanya merupakan norma dan struktur yang khas
bagi kelompoknya itu.
Duncam
dalam Sofyandi (2007:126), mengemukakan
ada empat ciri utama kelompok, yaitu:
1)
Common
motive leading to group interaction.
Anggota
suatu kelompok paling tidak harus mempunyai satu tujuan bersama.
2)
Members
who are affected differently by their interaction.
Hubungan
dalam suatu kelompok harus memberikan pengaruh kepada setiap anggotanya.
Tingkat pengaruh tersebut diantara mereka dapat berbeda.
3)
Group
structure with diferent degress of status.
Dalam
kelompok selalu ada perbedaan tingkat/status, karena akan selalu ada pimpinan
dan pengikut.
4)
Standard
norms and values.
Karena
kelompok terbentuk untuk mencapai tujuan bersama, maka biasanya pembentukannya
disertai tingkah laku dan system nilai bersama. Anggota kelompok diharapkan
mengikuti pola tersebut.
D.
Alasan Berkelompok
Sejumlah alasan mengapa orang mau bergabung dalam kelompok, diantaranya :
1) Rasa aman
Dengan bergabung dalam
kelompok seseorang mengharapkan akan memperoleh rasa aman karena tidak
sendirian lagi dalam mengggapai harapan.
2) Status dan harga diri
Seseorang bergabung
dalam kelompok untuk meningkatkan status atau harga dirinya.
3) Interaksi dan afiliasi
Seseorang bergabung
dalam kelompok untuk memenuhi kebutuhan yang mendasar, yaitu sosialisasi dan
afiliasi.
4) Kekuatan
Dengan bergabung dalam
kelompok maka seseorang akan merasa memiliki kekuatan untuk meraih impian.
5) Pencapaian tujuan
Dengan bergabung dalam
kelompok, tujuan akan lebih mudah dicapai dibanding bila sendirian.
6) Kekuasaan
Dengan bergabung dalam
kelompok, maka seseorang berkesempatan untuk mempengaruhi orang lain. Kelompok
memberi kekuasaan tanpa wewenang formal dari organisasi.
Menurut Muhyadi, ada 5 alasan
pembentukan kelompok yaitu :
a. Kebututuhan Interaksi sosial
Kebutuhan dalam melakukan interaksi sosial (baca pengertian interaksi
sosial) merupakan salah satu alasan pembentukan kelompok. Manusia merupakan
makhluk sosial yang akan selalu mencari hubungan dengan orang lain. Dengan
membentuk kelompok, manusia dapat menyalurkan keinginan mereka. Dalam berkelompok,
manusia dapat berbagi rasa dengan teman temannya dalam kelompok.
b. Kebutuhan akan keamanan
Semua orang memiliki kebutuhan pokok terhadap rasa aman terhadap
sekitarnya. Kebutuhan akan keamanan inilah yang memberikan mereka dorongan dan
alasan untuk membentuk kelompok. Dalam sebuah organisasi, para anggota ataupun
karyawan dalam perusahaan akan takut dipecat serta dipindahkan. Oleh karena
itu, ketakutan akan tidak amannya mereka maka mereka membentuk serikat buruh.
c. Kebutuhan akan status
Dalam membentuk kelompok, salah satu alasannya dapat berupa kebutuhan akan
status atau diakui oleh masyarakat dikarenakan mampu menjadi anggota sebuah
kelompok. Kelompok ini dapat merupakan kelompok pekerjaan dan identitas sosial
lainnya yang akan menaikkan status mereka dalam masyarakat.
d. Kedekatan tempat kerja
Sesuai dengan pengertiannya, memberi dan berbagi nilai dibutuhkan dimensi
tempat atau ruang yang dapat mendukung adanya interaksi atau komunikasi antara
anggota atau manusia. Dengan adanya kedekatan tempat kerja atau kedekatan
ruang, mereka akan membentuk kelompok baik secara sadar ataupun secara alamiah.
e. Tujuan bersama
Hal ini sering kita dengar dalam istilah kesamaan visi dan misi anggota.
Yah betul, manusia atau individu individu akan berkumpul dan membentuk suatu
kelompok apabila mereka memiliki tujuan yang sama. Tujuan tersebut mereka dapat
deklarasikan dalam bentuk tekstual ataupun hanya lewat mulut dan perilaku.
Umumnya, kelompok yang terbentuk dengan alasan ini, akan menjadi lebih besar
tergantung dari tujuan yang ingin dicapai oleh kelompok dan pengembangan tujuan
itu sendiri.
Menurut
(Gibson dkk, 1989, 205-207, Marvin E.Shaw, 1981, 81-97)
1.
Pemuasan
Kebutuhan
Hasrat
untuk mendapatkan kepuasan dari terpenuhinya kebutuhan dapat merupakan daya
motivasi yang kuat dalam pembentukan kelompok.

Individu
yang berada dalam kelompok bisa mengurangi rasa tidak aman karena sendirian.
Individu akan merasa lebih kuat, percaya diri, dan tahan terhadap ancaman.

Keinginan
untuk termasuk dalam kelompok dan menjadi anggota kelompok menunjukkan
kebutuhan sosial semua orang.

Dalam
lingkungan tertentu, suatu kelompok yang bergengsi tinggi karena berbagai macam
alasan (missal; keahlian, teknis, kegiatan di luar, dsb).
2.
Kedekatan
dan Daya Tarik
Kedekatan
adalah jarak fisik antara para karyawan yang melaksanakan pekerjaan , sedangkan
daya tarik adalah menunjukkan daya tarik orang yang satu dengan lainnya karena
mereka mempunyai kesamaan persepsi,sikap,hasil karya atau motivasi.
3.
Tujuan
Kelompok
Untuk
mencapai tujuan kelompok dan menyelesaikan tugas dibutuhkan lebih dari satu
atau dua orang. Ada kebutuhan mengumpulkan bakat, pengetahuan, atau kekuasaan
untuk menyelesaikan pekerjaan.
4.
Alasan
Ekonomi
Motif
ekonomis menyebabkan terbentuknya kelompok, karena mereka menganggap akan
memperoleh keuntungan ekonomis yang lebih besar dari pekerjaan mereka, jika
mereka membentuk kelompok.
E.
Bentuk – Bentuk Kelompok
Berdasarkan alasan terbentuknya, kelompok dapat dibagi menjadi dua yaitu
dapat berbentuk kelompok formal ataupun kelompok informal.
1. Kelompok Formal (Formal Group)
Kelompok formal adalah kelompok yang terbentuk karena tindakan manajerial
organisasi, dirancang secara intensional untuk mengarahkan anggotanya ke arah
tujuan organisasi. Dalam kelompok formal, perilaku anggota yang terikat
didalamya ditentukan dan diarahkan pada tujuan organisasional. Kelompok
formal merupakan kelompok kerja yang terbatas pada satu struktur organisasi dan
memiliki rancangan penugasan kerja serta tugas-tugas spesifik yang ditujukan
untuk mencapai tujuan organisasi. Manajer menciptakan kelompok kerja untuk
melaksanakan tugas dan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Kelompok
formal memunyai dua bentuk, antara lain:
a. Kelompok Komando (Command Group), merupakan kelompok yang ditentukan
oleh hubungan diantara individu yang menjadi bagian formal dari organisasi,
mereka yang memunyai legitimasi memberi perintah kepada yang lain.
b. Kelompok Tugas (Task Group), merupakan kelompok formal
organisasional yang dibentuk untuk melakukan tugas spesifik. Kelompok ini
terdiri dari individu dengan minat dan keahlian khusus dalam bidang tertentu
tanpa memandang posisi mereka dalam hirarki organisasi.
2. Kelompok Informal (Informal Group)
Kelompok informal adalah kelompok yang berkembang secara alamiah diantara
individu, tanpa pegarahan dari organisasi dimana mereka bekerja. Kelompok
informal tidak terstruktur maupun ditentukan secara organisasional. Kelompok
informal terbentuk sebagai konsekuensi dari tindakan individu sebagai tanggapan
atas kebutuhan dan kontak sosial. Kelompok ini merupakan kelompok sosial yang
berkembang berdasarkan minat yang sama dan pertemanan. Walau tidak dibentuk
oleh manajemen, kelompok jenis ini dapat memengaruhi kinerja individu dan
organisasi. Dampaknya dapat bersifat positif atau negatif tergantung tujuan
dari para anggota kelompoknya. Kelompok formal memunyai dua bentuk, antara
lain:
a. Kelompok Minat (Interest Group) adalah kelompok pekerja yang
berkumpul untuk memuaskan minat atau kepentingan bersama.
b. Kelompok Persahabatan (Friendship Group) adalah kelompok informal
yang berkembang karena anggotnya adalah teman, sering saling bertemu di luar
organisasi.
PERBEDAAN KELOMPOK
FORMAL DAN INFORMAL
|
||
ASPEK
|
KELOMPOK FORMAL
|
KELOMPOK INFORMAL
|
·
Hubunga
antar pribadi
·
Kepemimpinan
·
Pengendalian
perilaku
·
Ketergantungan
|
·
jelas/terstruktur
·
dirancang
dan ditetapkan
·
penghargaan
dan hukuman
·
bawahan
lebih tergantung
|
·
tergantung
pada motif dan tujuan
·
muncul dan
dipilih
·
pemenuhan
kebutuhan
·
keanggotaan
bebas dan tidak tergantung
|
Sedangkan David dan Frank membagi kelompok menjadi empat jenis
berdasarkan prestasinya, antara lain sebagai berikut:
1. Kelompok Pseudo, merupakan kelompok dimana anggotanya telah menetapkan
untuk bekerjasama, tetapi tidak seorangpun tertarik untuk menjalankannya.
Susunannya menimbulkan persaingan satu sama lain. contohnya seperti kelompok
penjualan regional yang bekerja sama untuk meningkatkan keuntungan.
2. Kelompok Tradisional, merupakan kelompok dimana anggotanya setuju untuk
bekerja sama, tetapi melihat hanya sedikit keuntungan dalam menjalankannya.
Anggotanya menjalankan pekerjaan sendiri-sendiri walaupun saling berinteraksi.
Cotohnya seperti kelompok belajar yang dibentuk oleh guru, dimana ada beberapa
murid yang mengerjakan tugas sedangkan yang lain tidak melakukan apapun.
3. Kelompok Efektif, adalah kelompok yang anggotanya bekerja sama untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Anggotanya yakin bahwa mereka dapat
mencapai tujuan jika bekerjasama dengan anggota kelompok lain dan mencapai tujuan
bersama.
4. Kelompok prestasi tinggi, adalah kelompok yang memenuhi semua kriteria
kelompok efektif dan menunjukkan semua harapan yang layak, yang diberikan oleh
para anggotanya. Yang membedakan dengan kelompok efektif adalah tingkat
komitmen anggota yang menganggap anggota lain adalah keluarga dengan adanya
cinta dan kepercayaan.
Sedangkan dilihat dari interaksinya, kelompok dibedakan menjadi dua jenis,
antara lain sebagai berikut:
1. Kelompok Primer, merupakan kelompok dengan interaksi atau hubungan langsung.
Dalam kelompok ini terdapat interaksi sosial secara tatap muka (face to face).
Kelompok ini memegang peranan penting dalam pembentukan perilaku individu,
karena dalam kelompok inilah individu berkembang sebagai makhluk sosial. Yang
termasuk dalam kelopok ini adalah keluarga, tetangga, kelompok agama, dan
sebagainya.
2. Kelompok Sekunder, merupakan kelompok dengan interaksi tidak langsung.
Hubungan dalam kelompok ini didasarkan atas perhitungan rasional, untung dan
rugi sehingga kurang bersifat kekeluargaan. Yang termasuk dalam kelompok ini
adalah serikat pekerja, persatuan pengusaha, berbagai himpunan dan berbagai
lembaga ilmiah.
Kelompok
Terbuka Dan Tertutup
Kelompok
terbuka adalah suatu kelompok yang secara ajeg (teratur) mempunyai rasa tanggap
akan perubahan dan pembaharuan. Sedangkan kelompok tertutup adalah kecil
kemungkinannya menerima perubahann dan pembaharuan, atau mempunyai
kecenderungan tetap menjaga kestabilan. Kelompok terbuka berbeda dengan
kelompok tertutup dilihat dari empat dimensi berikut ini:
a. Perubahan
Keanggotaan Kelompok
Suatu
kelompok terbuka secara ajeg adalah dapat dengan bebas menerima dan melepas
anggota-anggotanya. Kelompok tertutup memelihara kestabilan keanggotaan
kelompok, dengan sedikit sekali kemungkinan adanya penambahan dan pelepasan
anggota setiap saat. Hubungan status dan kekuasaan biasanya lebih mapan dalam
kelompok tertutup.
b. Kerangka
Referensi
Perluasan
kerangka referensi dalam kelompok terbuka dapat menambah kreatifitas karena
kelompok terbuka mempunyaikemungkinana kebebasan menerima dan melepas anggota.
Sedangkan dalam kelompok tertutup karena kestabilan keanggotaan yang diutamakan
maka kerangka yang baru kurang terangsang untuk membawa ide-ide baru yang segar
yang menuju kearah pembaharuan dan perubahan.
c. Perspektif
Waktu
Kelompok
terbuka dalam perspektif waktu ini lebih berfikir untuk masa sekarang dan masa
depan yang dekat hal ini disebabkan karena kelompok ini tidak stabil
keanggotaannya dan kecenderungannya secara ajeg menerima perubahan dan
pembaharuan. Adapun kelompok tertutup sebaliknya, mampu memelihara horizon
waktu dalam perspektif yang berjangka panjang. Banyak dari anggota kelompok ini
menimbang sejarah masa lalu, dan mengaharapkan bisa melanjutkan untuk masa-masa
yang panjang, dengan suatu perencanaan jangka panjang.
d. Keseimbangan
Keseimbangan
adalah keadaan adanya suatu sistem yang menjaga kestabilan setelah mempunyai
keadaan yang memporak porandakan. Kelompok terbuka lebih mengarah kurang adanya
keseimbangan dibandingkan dengan kelompok yang stabil yakni kelompok tertutup.
Lain halnya yang menjaga adanya kestabilan yang mengutamakan adanya
keseimbangan dibandingkan keguncanagan.
F.
Dinamika Kelompok
Menurut
Luthans (2006:514), terdapat tiga
pandangan tentang dinamika kelompok, yaitu :
1)
Pandangan
normatif, menyatakan bahwa dinamika kelompok menggambarkan bagaimana sebuah
kelompok seharusnya diorganisasi dan dipimpin
2)
Dinamika
kelompok terdiri dari sekumpulan teknik
3)
Dinamika
kelompok dipandang dari perspektif sifat internal kelompok, bagaimana
pembentukannya, struktur dan prosesnya, dan bagaimana fungsi dan pengaruhnya
terhadap anggota individu, kelompok lain, dan organisasi.
G.
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kelompok
Menurut
Gito Sudarmo (2000:66), prestasi
kelompok dapat dipengaruhi oleh dua hal yakni faktor eksternal dan faktor
internal.
a. Faktor Eksternal adalah sebagai berikut :
1)
Strategi
organisasi, setiap organisasi mempunyai strategi.
Setiap
strategi yang ditetapkan oleh organisasi akan mempengaruhi perilaku kelompok dalam organisasi tersebut.
2)
Struktur
wewenang, setiap organisasi memiliki struktur wewenang kepada siapa seseorang melapor, siapa yang membuat
keputusan. Struktur ini menentukan dimana posisi suatu kelompok tertentu dalam
hirarkhi organisasi.
3)
Peraturan,
semakin banyak peraturan formal yang ditetapkan oleh organisasi pada semua pekerjanya, maka perilaku kelompok akan
semakin konsisten dan dapat diramalkan.
4)
Sumber-Sumber
Organisasi, besar kecilnya sumberdaya yang ada dalam organisasi yang diberikan kepada anggotanya hal ini akan
mempengaruhi perilaku prestasi kelompok.
5)
Proses
Seleksi, Proses seleksi menjadi faktor penting dalam menjaring orang-orang yang
berkualitas. Dan hal ini pula akan dapat mempengaruhi perilaku dan prestasi
kelompok.
6)
Penilaian
Prestasi dan Sistem Imbalan, adanya sistem imbalan yang mengkaitkannya dengan
prestasi dari kelompok kerja akan mempengaruhi perilaku kelompok tersebut.
7)
Budaya
Organisasi, setiap organisasi memiliki kebiasaan-kebiasaan yang tidak tertulis
yang mentukan perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan
oleh pekerja.
8)
Lingkungan
Fisik, Ruangan yang tetata dengan baik, suhu udara dan lain-lain akan mempengaruhi perilaku kelompok.
b. Faktor Internal
1)
Kemampuan
2)
Karakteristik
Kepribadian
H.
Manfaat Kelompok bagi Organisasi
Banyak
manfaat yang dapat dipetik dari adanya kelompok baik di dalam maupun di luar
satuan organisasi, antara lain:
1)
Kelompok
merupakan alat perjuangan bagi anggotanya.
2)
Kelompok
dapat digunakan untuk meningkatkan inovasi dan kreatifitas.
3)
Kelompok
lebih baik daripada perorangan dalam pengambilan keputusan yang mengangkut
orang banyak
4)
Anggota
kelompok dapat memperoleh keuntungan dari pelaksanaan pengambilan keputusan.
5)
Kelompok
dapat mengendalikan dan mendisiplinkan anggotanya dibanding dengan mereka yang
tidak masuk dalam kelompok
6)
Kelompok
membantu menangkis pengaruh – pengaruh negative dari meningkatnya organisasi
yang semakin besar.
7)
Kelompok
adalah fenomena alami di dalam organisasi. Perkembangannya yang spontan tidak
dapat dihalangi, dan dibutuhkan oleh para anggota sebagai alat untuk mencapai
tujuan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
a.
Perilaku kelompok dalam
organisasi adalah aktifitas yang dilakukan dua atau lebih individu yang
berkumpul dan berinteraksi sebagai anggota organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi tertentu yang telah disepakati.
b. Teori pembentukan kelompok yang lebih komprehensip adalah suatu teori yang
berasal dari George Homans. Teorinya berdasarkan pada



c.
Ada
banyak tipe kelompok baik berdasarkan alasan pembentukannya, tingkat prestasi
dan interaksinya. Berdasarkan alasan pembentukannya yaitu kelompok formal dan
informal. Berdasarkan tingkat prestasinya yaitu kelompok pseudo, kelompok
tradisional, kelompok efektif, dan kelompok prestasi tinggi. Sedangkan
berdasarkan interaksinya yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder.
d. Menurut Reitz, karakteristik yang
menonjol dari suatu kelompok itu, antara lain:
ü Adanya dua orang atau lebih
ü Yang berinteraksi satu sama lainnya
ü Yang saling membagi beberapa tujuan yang sama
ü Dan melihat dirinya sebagai suatu kelompok
e. Sejumlah alasan mengapa orang mau bergabung dalam kelompok, diantaranya :
1) Rasa aman
2) Status dan harga diri
3) Interaksi dan afiliasi
4) Kekuatan
5) Pencapaian tujuan
6) Kekuasaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar