Jumat, 17 November 2017

IMAN

Iman menurut pengertian bahasa yaitu : membenarkan dengan hati. Adapun oengertian iman yang sebenarnya (menurut ajaran Islam) yaitu : membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan.

Iman kepada Allah artinya hati kita terlebih dahulu membenarkan adanya Allah dengan segala sifat-sifat kesempurnaan-Nya, lalu lisan kita mengucapkan pengakuan bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan nabi Muhammad SAW adalah utusannya. Setelah itu, kita harus mentaati dan mengamalkan segala ketentuan-ketentuan Allah dan Rasul-Nya.

Dengan pengertian diatas tersebut, jelaslah bahwa iman itu merupakan antara akidah dan syari’ah, atau antara keyakinan dan amal perbuatan. Seseorang yang mengaku percaya/beriman kepada Allah, tetapi tidak melaksanakan ketentuan Allah dan Rasul-Nya, orang tersebut belum bisa dikatakan beriman menurut pengertian yang sebenarnya.
Karena itu, orang yang benar-benar beriman ialah orang-orang yang seperti disebutkan dalam Al-Qur’an
  Wa yaqhuwluwna aamanna biillaahi wa biirrasuwli wa atha’naa
Artinya : Dan mereka berkata, kami telah beriman kepada Allah dan Rasul dan kami mentaati keduanya. (An Nur : 47)

Keimanan dan amal perbuatan atau dengan kata lain akidah dan syari’ah, keduanya sangat erat hubungannya dan satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, dalam Al-Qur’an sering kali amal perbuatan itu disertakan penyebutannya dengan keimanan.
Firman Allah dalam Al-Qur’an yang artinya : sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh bahwasanya mereka itu akan memperoleh syurga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai. (Al Baqarah : 25)
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik dia laki-laki atau perempuan dan dia orang yang beriman, maka pastilah Kami (Allah) akan memberinya kehidupan yang baik dan pasti Kami beri balasan berupa pahala menurutapa yang telah mereka kerjakan dengan sebaik-baiknya. (An Nahl : 97)
Iman seseorang dapat bertambah dan meningkat dengan memperbanyak amal perbuatan yang diperintahkan oleh agama. Seseorang yang membiasakan diri melakukan kebaikan dan menghindari perbuatan yang jahat, maka akan bertambah cemerlang cahaya imannya.
Dan sebaliknya iman seseorang dapat berkurang bila terbiasa meninggalkan kewajiban-kewajiban agama atau terbiasa melanggar larangan-larangan agama. Bila perbuatan-perbuatan yang menyalahi agama itu telah terbiasa dilakukan dalam hidupnya sehari-hari. Maka akan sulitlah bagi dirinya untuk meninggalkan sifatnya yang buruk itu dan akhirnya akan rusaklah imannya.
Oleh karena itu, seorang mukmin yang baik akan selalu berusaha memupuk dan meningkatkan imannya dengan memperbanyak amal saleh. Serta menghindari diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak terpuji.
Penulis : tidak diketahui
Penerbit : Direktorat Pembinaan Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Umum Negeri Bagian Proyek Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam Pada SMTP.

Tidak ada komentar:

Terpopuler