Iman menurut pengertian bahasa yaitu : membenarkan dengan
hati. Adapun oengertian iman yang sebenarnya (menurut ajaran Islam) yaitu :
membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan mengamalkan dengan
anggota badan.
Iman kepada Allah artinya hati kita terlebih dahulu
membenarkan adanya Allah dengan segala sifat-sifat kesempurnaan-Nya, lalu lisan
kita mengucapkan pengakuan bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan nabi Muhammad
SAW adalah utusannya. Setelah itu, kita harus mentaati dan mengamalkan segala
ketentuan-ketentuan Allah dan Rasul-Nya.
Dengan pengertian diatas tersebut, jelaslah bahwa iman itu
merupakan antara akidah dan syari’ah, atau antara keyakinan dan amal perbuatan.
Seseorang yang mengaku percaya/beriman kepada Allah, tetapi tidak melaksanakan
ketentuan Allah dan Rasul-Nya, orang tersebut belum bisa dikatakan beriman
menurut pengertian yang sebenarnya.
Karena itu, orang yang benar-benar beriman ialah orang-orang
yang seperti disebutkan dalam Al-Qur’an
Wa yaqhuwluwna
aamanna biillaahi wa biirrasuwli wa atha’naa
Artinya : Dan
mereka berkata, kami telah beriman kepada Allah dan Rasul dan kami mentaati
keduanya. (An Nur : 47)
Keimanan dan amal perbuatan atau dengan kata lain
akidah dan syari’ah, keduanya sangat erat hubungannya dan satu sama lain tidak
dapat dipisahkan. Oleh karena itu, dalam Al-Qur’an sering kali amal perbuatan
itu disertakan penyebutannya dengan keimanan.
Firman Allah dalam Al-Qur’an yang artinya :
sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh
bahwasanya mereka itu akan memperoleh syurga yang dibawahnya mengalir
sungai-sungai. (Al Baqarah : 25)
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik dia
laki-laki atau perempuan dan dia orang yang beriman, maka pastilah Kami (Allah)
akan memberinya kehidupan yang baik dan pasti Kami beri balasan berupa pahala
menurutapa yang telah mereka kerjakan dengan sebaik-baiknya. (An Nahl : 97)
Iman seseorang dapat bertambah dan meningkat dengan
memperbanyak amal perbuatan yang diperintahkan oleh agama. Seseorang yang
membiasakan diri melakukan kebaikan dan menghindari perbuatan yang jahat, maka
akan bertambah cemerlang cahaya imannya.
Dan sebaliknya iman seseorang dapat berkurang bila
terbiasa meninggalkan kewajiban-kewajiban agama atau terbiasa melanggar larangan-larangan
agama. Bila perbuatan-perbuatan yang menyalahi agama itu telah terbiasa
dilakukan dalam hidupnya sehari-hari. Maka akan sulitlah bagi dirinya untuk
meninggalkan sifatnya yang buruk itu dan akhirnya akan rusaklah imannya.
Oleh karena itu, seorang mukmin yang baik akan selalu
berusaha memupuk dan meningkatkan imannya dengan memperbanyak amal saleh. Serta
menghindari diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak terpuji.
Penulis : tidak diketahui
Penerbit : Direktorat Pembinaan Pendidikan Agama Islam
Pada Sekolah Umum Negeri Bagian Proyek Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam
Pada SMTP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar